Meureudu – nusaone.id Ratusan hektar sawah di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, terhambat proses panennya akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Kamis malam, 20 November 2025 hingga Minggu malam, 23 November 2025. Hingga Senin pagi, kondisi cuaca masih dipenuhi gerimis dan mendung tebal, membuat lahan pertanian becek dan tergenang air.
Hujan berkepanjangan ini membuat mobil pemotong padi (combine harvester) tidak dapat beroperasi karena berisiko terperosok di area berlumpur. Para petani memilih menunda panen demi menghindari kerusakan gabah yang bisa menurunkan kualitas.

Petani khawatir padi yang dipanen dalam kondisi basah akan berubah warna, menurun kualitasnya, bahkan mengeluarkan bau tidak sedap jika disimpan dalam waktu lama. Hal ini membuat sebagian besar aktivitas panen di sejumlah gampong terhenti total.
Salah seorang petani, Ramlah (64), mengaku tak bisa berbuat banyak selain menunggu cuaca kembali stabil.
“Gabah yang terlalu lama terendam hujan akan mudah rusak dan berubah warna. Kami menunggu cuaca stabil agar panen bisa dilakukan secara optimal,” ujarnya.
Selain itu, padi yang telah dipotong secara manual juga tidak dapat dijemur karena minimnya sinar matahari beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut menambah kekhawatiran petani terhadap potensi kerugian, baik dari segi kuantitas maupun kualitas hasil panen.
Petani lainnya, Daini (44) dari Gampong Jruen Blang Manyang, yang turut mengelola alat pemotong padi, mengatakan cuaca yang tidak menentu membuat mereka tidak bisa memastikan jadwal panen. Ia berharap hujan segera reda agar proses panen bisa kembali berjalan normal.
Hingga saat ini, cuaca di Meureudu belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Jika hujan terus berlanjut, diperkirakan aktivitas panen akan tetap terhambat dalam beberapa hari ke depan dan berpotensi menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi para petani.


















