Banda Aceh — Isu pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh kembali mencuat setelah seorang warga Gampong Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Fajran Zain, menyampaikan aspirasi secara terbuka kepada Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, melalui surat terbuka yang viral di media sosial pada Kamis (17/7/2025).
Dalam surat tersebut, Fajran menggambarkan kondisi lingkungan Ulee Kareng yang menurutnya tidak mengalami perubahan signifikan sejak kepemimpinan wali kota sebelumnya. Ia menyoroti penanganan sampah yang dinilai belum optimal, sehingga memicu penumpukan di sejumlah titik wilayah tersebut.
“Wajah begini sudah lama sekali, sejak masa kepemimpinan Wali Kota Aminullah Usman, hingga beberapa Pejabat Sementara setelah itu. Kami sebagai warga Ulee Kareng sangat berharap ada perubahan pada wajah ini,” tulis Fajran.
Fajran juga menyinggung tingginya angka produksi sampah di Banda Aceh yang mencapai 258 ton per hari. Ia menilai strategi pengelolaan sampah tidak dapat hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau teknologi konversi sampah menjadi energi alternatif, melainkan harus diiringi literasi pengelolaan sampah rumah tangga.
“Yang juga tidak kalah penting adalah literasi pengelolaan sampah rumah tangga, agar setiap warga tahu memilah sampah sesuai jenisnya sejak awal,” lanjutnya.
Sebagai solusi, Fajran mengusulkan penyediaan satu unit truk sampah yang diparkir di titik strategis Ulee Kareng. Menurutnya, langkah ini dapat mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan dan meringankan beban kerja petugas kebersihan.
Ia juga menyoroti jadwal pengangkutan sampah yang dilakukan pada pukul 07.00–08.00 WIB, yang bertepatan dengan jam sibuk warga, sehingga kerap menimbulkan kemacetan.
Fajran bahkan menyatakan kesiapannya untuk ikut urunan bersama warga lain jika kendalanya adalah keterbatasan anggaran.
“Kami siap urunan kok walau hanya Rp10.000 per orang,” tulisnya.
Menutup suratnya, Fajran menegaskan bahwa sampah, kemacetan, dan polusi udara adalah tiga persoalan utama yang harus menjadi prioritas Pemerintah Kota Banda Aceh. Ia berharap kepemimpinan Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal dapat membawa perubahan nyata, terutama bagi wilayah pinggiran seperti Ulee Kareng.
Surat terbuka ini mendapat respons luas dari masyarakat di media sosial dan menjadi sorotan publik sebagai bentuk partisipasi warga dalam pembangunan kota. Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemerintah Kota Banda Aceh belum memberikan tanggapan resmi.