Jakarta — Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua Umum Bhayangkari Ny. Juliati Sigit Prabowo menyempatkan diri menikmati kupi khop, kopi khas Aceh, saat mengunjungi stan Pengurus Daerah (PD) Bhayangkari Aceh dalam ajang Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (27/7).
Momen santai penuh keakraban ini terjadi di sela kunjungan Kapolri meninjau ratusan stan yang menampilkan produk unggulan dari seluruh daerah di Indonesia. Di stan Bhayangkari Aceh, Kapolri dan Ketua Umum Bhayangkari tampak antusias ketika disuguhi kupi khop, yang diseduh dan disajikan dengan cara khas pesisir barat Aceh.
Kupi khop, atau kopi cangkir terbalik, merupakan warisan budaya minum kopi dari Meulaboh, Aceh Barat. Penyajiannya unik: gelas kopi diletakkan terbalik di atas tatakan, dan penikmatnya menyeruput perlahan melalui celah kecil antara gelas dan tatakan. Lebih dari sekadar minuman, tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan keakraban masyarakat Aceh.
Ketua Bhayangkari Daerah Aceh, Ny. Rani Achmad Kartiko, menjelaskan bahwa keikutsertaan PD Bhayangkari Aceh dalam bazar ini merupakan bentuk komitmen untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan potensi ekonomi kreatif daerah, khususnya sektor kuliner dan UMKM binaan Bhayangkari.
“Alhamdulillah, stan Bhayangkari Aceh mendapat sambutan luar biasa. Kami memperkenalkan aneka produk UMKM khas Aceh, mulai dari kerajinan tangan, kuliner tradisional, hingga kupi khop yang selalu menarik perhatian pengunjung,” ujar Ny. Rani.
Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 digelar dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke-73, mengusung tema “Sinergi Bhayangkari Bersama UMKM Mendorong Kemandirian Ekonomi Bangsa”. Acara ini diikuti 548 stan dari seluruh Indonesia.
“Melalui bazar ini, kami ingin mendorong UMKM untuk naik kelas dan memperluas jaringan pemasaran, baik nasional maupun internasional. Kami juga berharap cita rasa khas Aceh, seperti kupi khop, dapat dikenal di panggung yang lebih luas,” tambah Ny. Rani.
Kunjungan Kapolri dan Ketua Umum Bhayangkari menjadi penyemangat bagi pengurus dan peserta dari Aceh untuk terus mempromosikan budaya, produk kreatif, dan keramahan khas daerahnya ke tingkat nasional.