Nusaone.id |ACEH SELATAN – Gabungan para Pemuda dua Desa dalam Kecamatan Samadua, Aceh Selatan, nampaknya telah habis. Gabungan pemuda dari kedua desa tersebut dikabarkan mendatangi Kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Tapaktuan, Senin 1 Desember 2025 sekira pukul 23.45, menuntut kejelasan dan keadilan terkait jadwal pemadaman listrik bergilir yang dinilai sangat merugikan dan terkesan tidak adil.
Aksi “Geruduk” yang dilakukan puluhan pemuda ini dipicu oleh frekuensi dan durasi pemadaman listrik yang, menurut mereka, lebih sering dan lebih lama terjadi di wilayah kedua desa dibandingkan dengan kawasan lain di Samadua.
Koordinator aksi, Fadhlur Rahman, SH., kepada awak media mengatakan pihaknya menyambangi ULP PLN Tapaktuan, pada 1 Desember 2025, sekira pukul 23.40 WIB, menyampaikan kekecewaan warga.
“Kami datang ke sini bukan untuk membuat onar, tapi untuk mempertanyakan penyebab kenapa di Desa Balai dan sekitarnya hanya dilakukan penyalaan listrik hanya 4 jam sejak Kamis 26 November 2025 hingga saat ini, padahal di desa lain dalam kecamatan Samadua dan Tapaktuan mendapatkan kesempatan lebih sering dan lebih lama,” sebutnya.
Lebih lanjut, pihaknya menuntut keadilan dimasa terjadinya gangguan listrik ini agar semua daerah mendapatkan kesempatan yang sama. “kami memahami adanya gangguan jaringan kelistrikan di Aceh, namun ketika ada bantuan suplay dari PLTU Nagan Raya, agar dapat disalurkan secara merata dan berkeadilan,” harapnya apalagi lokasi gardu induk berada di Kecamatan Samadua janganlah pihak PLN seperti melihat kami seperti tak memiliki amarah dan batas kesabaran tegasnya.
Dampak dari pemadaman yang tidak adil ini disebut telah mengganggu berbagai aktivitas, mulai dari , usaha kecil menengah (UKM), akses air bersih bagi masyarakat, dan lain-lain.
Kedatangan massa dari Gabungan Dua Desa diterima oleh perwakilan dari ULP PLN Tapaktuan. Dalam dialog yang berlangsung cukup alot, pemuda menuntut beberapa hal:
“Kami menuntut PLN untuk segera merevisi jadwal pemadaman agar durasi dan frekuensinya dapat dibagi secara merata dan adil ke semua wilayah pelanggan,” ungkapnya tegas.
Selain itu, pihaknya juga meminta PLN untuk lebih transparan dalam memberikan informasi mengenai penyebab pasti gangguan dan jadwal pemulihan.
Pihak ULP PLN Tapaktuan, Aidil, bidang pelayanan jaringan listrik, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami warga terkhusus di Permukiman Panton Luas, Samadua.
“Kami menyadari adanya keluhan ini dan akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penjadwalan pemadaman bergilir di lapangan. Kami akan memastikan ke depannya pembagian beban pemadaman dapat dilakukan secara adil dan merata,” ujarnya.
Dia Menyebut, pemadaman listrik tersebut akibat bencana alam seperti banjir dan longsor dibeberapa titik di Aceh, sehingga proses pengaliran tegangan listrik terhambat.
Kendati demikian, sambung Aidil, “pelanggan tidak perlu khawatir, karena apabila pekerjaan sudah selesai sebelum jadwal yang ditentukan, maka aliran tegangan listrik akan dinormalkan kembali,” tukasnya.
Dia mengaku pihaknya telah mengupayakan semaksimal mungkin agar para pelanggan tidak merasa kecewa, dan dapat kembali menikmati aliran tegangan listrik seperti biasa.
“Kami akan terus berupaya hingga kondisi kembali stabil seperti biasa, dan berharap masyarakat dapat memaklumi selama proses pemulihan berjalan,” pintanya.
Terpisah, pertemuan tersebut ditutup secara tertip usai pihak PLN mengabulkan permintaan Pemuda tersebut.
Sementara itu, Manager ULP PLN Tapaktuan, Erliza, saat dihubungi awak media Via pesan WhatsAPP, mengatakan pemadaman listrik disebabkan bencana alam seperti banjir dan longsor belakangan ini melanda wilayah Aceh.
“Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda beberapa daerah di Aceh menyebabkan tower transmisi Arun tumbang,” sebutnya.
Sebab itu, dia meminta agar pelanggan tetap bersabar atas kondisi saat ini, hingga kondisi kembali membaik.
“Kami meminta kepada pelanggan untuk bersabar, sebab, sistem kita diatur di Banda Aceh. Suplai terbatas prioritas untuk pasca bencana,” katanya.
Dia juga menyebut, kondisi saat ini belum mampu untuk dilakukan normalisasi sebab beberapa titik di Wilayah Aceh masih dalam tahap perbaikan.
“Saat ini belum mampu untuk dinyalakan secara menyeluruh, karna hanya bisa dilakukan pemadaman secara bergilir, hanya terbatas yang bisa hidup,” demikian pungkas Manager ULP PLN tersebut.
Kami meminta Pihak ULP PLN agar menggratiskan biaya rekening selama masa bencana ini,,hal ini kami sampaikan karena ketika pihak PLN yg mematikan lampu kami pelanggan tidak mendapatkan disfensasi sedikitpun mamun ketika kami pelanggan telat satu hari pembayaran langsung di denda oleh sebab itu kami minta bapak Presiden agar menegur pihak pihak PLN agar dapat memberikan pelayanan yg lebih baik.
(ahmad fadhli)


















