Pidie Jaya – nusaone.id Isu hoaks tentang ancaman tsunami yang beredar pada pukul 23.20 WIB, 30 November 2025, membuat warga Kabupaten Pidie Jaya panik. Pesan berantai melalui ponsel itu menyebutkan adanya gelombang tsunami menuju daratan, sehingga warga di Kecamatan Meureudu langsung berhamburan menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih tinggi.
Warga dari sejumlah gampong, termasuk Manyang Cut, berlarian tanpa sempat memeriksa kebenaran informasi tersebut. Kondisi malam yang gelap ikut memperburuk situasi, karena sebagian masyarakat turut menyebarkan ulang pesan yang belum terverifikasi, sehingga kepanikan semakin meluas.
Di tengah kekacauan itu, seorang warga Gampong Manyang Cut bernama Muhammad meninggal dunia saat ikut mengungsi. Muhammad mengalami kondisi medis mendadak ketika sedang bergerak menuju lokasi aman bersama warga lainnya.
Minimnya pencahayaan dan suasana yang tidak kondusif membuat proses pertolongan sulit dilakukan. Muhammad kemudian dinyatakan meninggal sebelum mendapatkan penanganan medis. Peristiwa ini membuat masyarakat setempat terpukul, terlebih karena insiden terjadi akibat informasi palsu.
Pihak BPBD Pidie Jaya menegaskan bahwa pada saat isu beredar tidak ada peringatan tsunami dari BMKG. BPBD memastikan kondisi laut aman dan mengimbau warga agar tenang serta tidak mudah percaya pada pesan gelap tanpa sumber resmi.
Aparat Polres Pidie Jaya kini menyelidiki sumber penyebaran hoaks tersebut. Polisi menyatakan bahwa pelaku dapat dijerat dengan Undang-Undang ITE karena telah menyebabkan keresahan luas hingga timbulnya korban jiwa.
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya mengimbau masyarakat untuk selalu mengecek kebenaran informasi melalui kanal resmi pemerintah, BPBD, atau BMKG. Pemerintah juga akan memperkuat edukasi kebencanaan agar warga dapat bertindak tepat dan tidak terpengaruh kabar bohong yang dapat membahayakan keselamatan.


















