Aceh Selatan – Mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Aceh kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Kali ini, perhatian mereka tertuju pada UMKM manisan pala di Aceh Selatan—sebuah produk olahan khas daerah yang memiliki potensi besar menembus pasar nasional. Rizky Sufi Riansyah, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala (FT USK), tampil berbeda dalam Sidang Akhir yang digelar pada Senin (7/7/2025) pukul 10.30 WIB di Ruang Seminar TI, Lantai 2 RBFT Unsyiah.
Manisan pala merupakan hasil olahan buah pala yang diawetkan dengan merendamnya dalam larutan gula. Produk ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah dihasilkan dari buah pala yang direndam dan ditiriskan, sementara manisan kering adalah hasil lanjutan dari proses pengeringan manisan basah. Perpaduan rasa manis dan sedikit pedas menjadikan manisan pala sebagai camilan khas yang menyegarkan dan memiliki cita rasa unik.
Program pendampingan UMKM ini tidak hanya sebatas pelatihan teknis pengolahan dan pengemasan, tetapi juga menyentuh aspek pemasaran digital dan peningkatan daya saing produk. Langkah ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam mengembangkan ekonomi lokal, khususnya sektor UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Aceh Selatan.
Rizky Sufi Riansyah, Wakil Sekretaris Wilayah (Wasekwil) Ikatan Wartawan Online (IWO) Aceh yang juga aktif dalam mendukung kegiatan mahasiswa, menyampaikan apresiasinya atas semangat kolaboratif ini.
“Kita patut mengapresiasi inisiatif mahasiswa dalam membantu UMKM lokal seperti manisan pala ini. Keterlibatan mereka menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kepedulian tinggi terhadap pembangunan ekonomi daerah,” ujar Rizky.
Kegiatan ini didampingi langsung oleh para dosen pembimbing berpengalaman, yaitu Ir. Awal Aflizal Zubir, S.T., M.Sc dan Ir. Sarika Zuhri, S.T., M.T., serta diuji oleh Ir. Ilyas, M.T. dan Prima Denny Sentia, S.T., M.IT, IPM. Para akademisi tersebut mendorong agar pendampingan terhadap UMKM tidak berhenti hanya sebagai proyek akademik, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan untuk pengembangan potensi lokal.
Dengan semangat kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, pelaku UMKM, dan media, manisan pala khas Aceh Selatan diharapkan tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional.